Senin

batu besarku


Kisah inspiratif…
Suatu hari seorang dosen memberi kuliah tentang manajemen waktu pada para mahasiswanya. dengan penuh semangat dia berdiri depan kelas dan berkata. “sekarang waktunya untuk kuis” kemudian ia mengeluarkan sebuah ember kosong dan meletakkannya di meja. kemudian dia mengisi ember tersebut dengan batu sebesar kepalan tangan. Dia terus mengisi hingga tidak ada batu lagi yang cukup untuk dimasukkan di ember. Lalu dia bertanya. “menurut kalian, apakah ember ini telah penuh?”
semua mahasiswa serentak menjawab, “ya!”
Dosen itu bertanya kembali. “apakah demikian?”. Kemudian dari dalam meja, dia mengeluarkan sekantong kerikil kecil. Dia menuangkan kerikil-kerikil itu kedalam ember lalu mengocok-ngocok ember itu sehingga kerikil-kerikil itu turun kebawah mengisi celah-celah kosong diantara batu-batu besar tersebut.
Kemudian dia sekali lagi bertanya. “nah apakah ember tadi sudah penuh?”
Kali ini para mahasiswa terdiam. Lalu seorang mahasiswa menjawab. “mungkin tidak!”
“bagus sekali” sahut dosen itu. Lalu dia mengeluarkan sekantong pasir dan menuangkan kedalam ember. Pasir itu berjatuhan mengisi celah-celah kosong antara batu besar dan kerikil.
Sekali lagi ia bertanya.”baiklah, apakah ember ini sudah penuh?”
“BELUM!” sahut seluruh kelas.
“bagus, bagus sekali.” Kemudian ia meraih sebotol air dan mulai menuangkannya sampai ke bibir ember. Lalu ia kembali bertanya. “tahukah kalian apa maksud dari ilustrasi ini?
Seorang mahasiswa dengan semangat mengacungkan jari dan berkata. “maksudnya adalah tak perduli seberapa padat jadwal kita, bila kita mau berusaha sekuat tenaga maka, pasti akan bisa mengerjakannya”.
“jawaban yang bagus. tapi lebih tepatnya, kenyataan dari ilustrasi tersebut mengajarkan pada kita bahwa bila kita tidak memasukkan batu besar terlebih dahulu. Maka kita tidak akan bisa memasukkan semuanya”
apa yang dimaksud dengan “batu besar” dalam hidup anda?
keluarga anda, pendidikan anda, hal-hal terpenting dalam hidup anda, mengajarkan sesuatu pada orang lain, melakukan pekerjaan yang anda cinta, waktu untuk diri sendiri, kesehatan anda, teman anda, ataukah semua yang berharga??
ingatlah untuk memasukkan “batu besar” pertama kali atau anda akan kehilangan semuanya. Bila anda mengisinya dengan hal-hal kecil (semacam kerikil dan pasir) maka hidup anda akan penuh dengan hal-hal kecil yang merisaukan dan ini semestinya tidak perlu. Karena demikian, anda tidak akan pernah memiliki waktu yang sesungguhnya anda perlukan untuk hal-hal yang besar dan penting.
oleh karena itu, setiap pagi atau malam, tanyalah pada diri anda..
Apakah “batu besar” dalam hidup saya? lalu kerjakan itu pertama kali..

Kisah inspiratif yang sangat menarik.  “Apakah batu besar dalam hidup saya?”.  Saya jadi teringat beberapa tahun lalu, saat mengikuti sebuah acara kajian remaja di kampus.  Judul kajiannya “Who am I?”  Waktu itu saya bertanya-tanya, kira-kira kajiannya tentang apa ya?  Sayapun mengikuti kajian tersebut dengan harapan pertanyaan “who am I” yang selama ini menyesakkan benak, mengusik langkah mendapatkan jawaban yang terang.  Subhanallah, ternyata di kajian tersebut dipaparkan tentang hakikat manusia dan tiga simpul besar yg harus diuraikan oleh manusia.  Jika simpul besar tersebut terurai maka terurai juga simpul2 kecil yang menjadi cabang.  Tiga pertanyaan sederhana: darimana aku berasal, akan kemana aku setelah kehidupan ini dan apa tujuanku hidup di dunia ini.  Kurang lebih uraiannya seperti tulisan di blog ini, tapi dengan pemaparan yang lebih mudah dicerna.  Keluar dari kajian tersebut, saya seperti menjadi manusia baru yang siap memulai langkah baru.  Tak ada lagi langkah-langkah keraguan, menjadikan hidup benar-benar punya makna.
Batu besar…setiap orang bisa berbeda dalam memilih batu besarnya, tapi tentu jangan sampai memilih batu besar yang salah.  Hidup hanya sekali, maka pilihlah batu besar yang sesuai dengan tujuan penciptaan kita sebagai makhluk yaitu beribadah kepada Sang Khaliq Allah SWT.  Tempatkanlah apa yang diwajibkanNya sebagai batu besar.  Buanglah setiap kotoran keharaman yang akan menggerogoti dan mengkeroposinya. Lalu tambahkanlah aktivitas sunnah untuk kita selipkan di antara batu-batu besar tsb, dan berkaryalah dengan segala potensi yang diberikannya sehingga “ember” kehidupan kita penuh dengan makna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar