Baiat Aqobah merupakan tonggak berdirinya negara Madinah yang dipimpin Rasullullah saw. Sebanyak 75 orang rombongan haji dari Madinah menyatakan sumpah setia mereka untuk taat kepada Allah dan Rasulnya. Mereka terdiri dari 73 laki-laki dan 2 orang perempuan. Adapun klausul bai'at yang disampaikan Rasul saw pada waktu itu adalah :
1. Untuk mendengar dan ta'at tatkala bersemangat dan malas.
2. Untuk menafkahkan harta tatkala sulit dan mudah.
3. Untuk menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar
4. Untuk tegak berdiri karena Allah dan tidak merisaukan celaan orang yang suka mencela karena
Allah.
5. Hendaklah kalian menolongku jika aku datang kepada kalian, melindungiku sebagaimana kalian
melindungi diri, istri dan anak-anak kalian
Sebelum baiat dilaksanakan, berdirilah 'Abbas bin Ubadah memberi peringatan kepada orang-orang Khazraj:" Wahai kaum Khazraj, apakah kalian menyadari makna membaiat laki-laki ini? Sesungguhnya kalian membaiatnya untuk memerangi manusia yang berkulit putih maupun hitam. Jika kalian menyaksikan harta benda kalian habis diterjang musibah, dan tokoh-tokoh kalian mati terbunuh, apakah kalian akan menelantarkannya? Maka mulai sekarang, demi Allah, jika kalian melakukannya itu adalah kehinaan dunia akhirat. Namun, jika kalian melihat diri kalian akan memenuhinya dengan segala hal yang telah kalian janjikan kepadanya walau harus kehilangan harta dan terbunuhnya para pemuka,maka ambillah dia, dan demi Allah hal itu merupakan kebaikan di dunia dan akhirat!" Kaum Khazrajpun menjawab, " Sesungguhnya kami akan mengambilnya meski dengan resiko musnahnya harta benda dan terbunuhnya para pemuka." Kemudian mereka berkata, " Wahai Rasullullah, apa bagian kami bila memenuhi hal itu?" Rasul menjawab dengan tenang, "Surga". Seketika itu juga mereka beramai-ramai memberikan baiatnya kepada Rasul saw.
Subhanallah...lihatlah para sahabat terdahulu mereka menyambut seruan surga sebagai kabar paling menggembirakan, paling menjanjikan dan paling membuat mereka tergiur. Namun, bagaimana saat ini? Banyak orang mengaku beriman tapi ajakan ke surga terasa begitu enteng tak menggiurkan. Gemerlap dunia lebih menarik dibanding janji akan pahala dalam beramal. Padahal semua mengaku ingin masuk surga. Apakah surga yang begitu indah bisa didapatkan dengan harga yang murah? Tentu tidak! Surga adalah bayaran atas orang yang berjual beli dengan Rabb-Nya dengan barang dagangan berupa harta dan jiwa (Attaubah: 111).
Surga takkan didapat kecuali oleh orang-orang yang beriman, dan seseorang tak bisa dengan mudahnya mengaku beriman sedang dia belum diuji. Seperti halnya orang-orang yahudi, mereka mengaku beriman dan menanti-nanti datangnya Rasul kepada mereka, tapi pada saat Rasul yang datang itu bukan dari kalangan mereka, merekapun menjadi ingkar. Padahal perihal kerasulan tersebut terdapat secara jelas dalam kitab-kitab mereka, tetapi mereka menyembunyikannya. Begitu juga saat ini. Banyak orang mengaku beriman, tapi pada saat datang ujian berupa aturan-aturan yang terasa memberatkan, mereka berpaling padahal mereka jelas-jelas mendapatkan aturan tersebut dalam kitab mereka, padahal mereka selalu menunggu-nunggu akan datangnya hidayah. Tidakkah kita takut kalau-kalau di dunia kita mengaku beriman, tapi kelak di hari penghiasaban ternyata kita sama sekali tak punya hujjah(bukti) bahwa kita adalah orang beriman? Tidakkah kita takut pada saat di padang masyar nanti, manusia dikumpulkan bersama Tuhan yang mereka sembah, dan tenyata kita malah berkumpul bersama orang-orang yang mempertuhankan hawa nafsu, harta dan tuhan-tuhan lainselain Allah. Na'udzubillahi min dzalik. Semoga Allah menunjukkan kepada kita bahwa yang benar itu adalah benar, dan memberi kekuatan untuk mengikutinya. Semoga Allah menunjukkan kepada kita bahwa yang salah adalah salah dan memberikan kita kekuatan untuk meninggalkannya. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar